Run For Love

Ada cerita menarik bagi Saya yang tak akan pernah Saya lupakan. Saya akan bercerita tentang seseorang yang melakukan hal yang konyol buat saya. Terharu, senang, kadang sempat berpikir kesal karena apa yang dilakukan ini benar - benar tak masuk akal dan membuat hati Saya bergerak.
Sebut saja dia Yudhi, ini nama sebenarnya.

***
Saya mengenalnya entah sejak kapan, lebih tepatnya ketika saya berada di bangku kuliah kelas malam (Alih Jenis S1 Manajemen).
Konon kabarnya dia suka dengan Saya sudah lama sejak kami bertemu namun Saya menganggap ini semua adalah lelucon kawan - kawan Saya di kelas.
Bahkan semacam risih ketika sahabat Saya ikut mereferensikan dia sebagai pacar Saya. Pals, please Saya sudah punya kekasih.
Memang saat itu hubungan Saya dengan pacar Saya diambang kehancuran. Saya yang bikin masalah sih tapi Saya tidak ada rencana sedikitpun untuk mencari pria lain.
Puncaknya pada malam keakraban program studi Saya di Tretes. Satu kelas rame - rame menginap di satu villa dengan tujuan agar kita bisa lebih mengenal satu sama lain. Malam itu kami memperkenalkan diri satu persatu dan pertanyaan - pertanyaan tidak penting muncul dari mulut teman - teman. Intermeso sih biar suasana lebih hidup.
Tiba giliran Saya usai memperkenalkan diri timbul pertanyaan dari sahabat Saya sendiri yang disaksikan banyak orang.
 ''Sudah punya pacar belum kak?'' celetuknya, Saya gemas dengan dia lalu saya bersuara lirih di depan microphone yang Saya pegang, "Lahacia"
Serentak mereka tertawa kemudian ada yang menyeletuk, "Sama Yudhi aja kak, kan dia ganteng, baik, lucu, kurang apa?"
Saya hanya tersenyum, "Amiiin"
Ramai lagi dengan siulan heboh, hmmm lebih tepat kalau kami ini seusia dengan sepupu Saya yang masih SMP.
Ada lagi pertanyaan yang sebenernya malas untuk Saya jawab, "kriteria cowok idaman kakak yang gimana?"
Saya jawab dengan polos, "Yang kayak Nicolas Saputra"
Ramailah mereka entah menertawakan Yudhi atau bergumam, mencela, Saya pura - pura tidak mendengar dan kembali duduk menyaksikan yang lain berkomentar.
Pada giliran Yudhi memperkenalkan diri, Saya menyimaknya. Sampai pada waktu teman - teman mempertanyakan statusnya, dia menjawab dengan lantang, "Galon"
Ramailah mereka menebak apa arti Galon yang dimaksud Yudhi. "Gagal Move-On" jawab Yudi.
Serentak tertawa justru Saya yang terdiam.
Saya berpikir memang semua itu hanya lelucon dan untungnya Saya tidak pernah GR saat teman - teman menjodohkan Saya dengan dia. Dia sendiri gagal move on, jadi tidak mungkin dalam kondisi seperti itu bisa suka dengan orang lain.
Esoknya Saya satu mobil dengannya perjalanan pulang ke Surabaya. Ada lima orang yang berada di mobil itu, kami pun banyak bercanda di sepanjang jalan. Sampai saya melontarkan kata - kata "So, gue harus gulung - gulung gitu dari tretes ke Surabaya sambil bilang Wow?" Guyonan yang lagi in tapi saya lebih kreatif memberi imbuhan kata - kata yang sedikit berlebihan.
Sintong yang duduk di depan menemani Yudhi mengemudi menyeletuk, "Bagus bro! bisa jadi inspirasi kamu buat nyatain cinta bro!"
Yudhi tertawa, "Hahahah ooo iya - iya bener!"
Sesampainya di Surabaya, Yudhi mengantarkan teman - teman ke rumahnya. Karena Saya ada keperluan di kantor , maka Saya memintanya untuk mengantar Saya. Dan dengan senang hati dia mengantar Saya.
Di sepanjang jalan kami banyak bercerita mengenai masa lalu kami masing - masing. Saya melihat ekspresi dia mungkin sedikit kagum dengan cerita kehidupan saya. Bisa buat inspirasi katanya.
Sejak itu Saya mulai menganggapnya sebagai teman dekat. Tidak lebih.
***

Tepat pada tanggal yang cantik 12.12.12 dia melakukan hal yang tak pernah Saya bayangkan.
Lari kecil dari Tretes ke Surabaya dan mendokumentasikannya untuk Saya.
Mari perhatikan propertinya :

Pemanasan dekat Hotel Surya
1. Running Jacket warna biru terbuat dari parasit 90%, bisa dibayangkan keringat yang menetes di dalam tubuh.
2. Celana futsal hitam line kuning berlogo Juventus
3. Sepatu futsal Specs warna kuning
4. Kaos putih polos bertuliskan #Run4Love dari spidol whiteboard
Gambar di atas ceritanya sih pemanasan kira - kira beberapa meter dari Hotel Surya Tretes sekitar pukul 12.30 WIB seusai sholat Dhuhur. Masih terlihat sejuk dengan dedaunan yang hijau dan kostum yang segar.
Dia berangkat bersama tim suksesnya yakni Bregas dan Anto dari Surabaya sekitar pukul 10.00 WIB pagi. Mereka menggunakan sepeda motor dan kamera seadanya yakni iphone milik Bregas. Membuat video yang berdurasi kira - kira 5-10 menit dari setiap posnya. Saya belum sempat bertemu dengan Bregas untuk meminta video tersebut untuk Saya upload di sini.
Garis start nya dimulai dari depan Hotel Surya lihat sebelum dia beraksi :
Depan hotel Surya sebelum beraksi
Jangan komentar dengan bentuk tubuhnya ini karena dia memakai jaket jadi terlihat lebih gemuk dari sebelumnya yang memang gemuk (justkidding).
Perjalanan Tretes Surabaya yang berjarak sekitar 65 km itu dibagi beberapa pos peristirahatan.
Setelah mendaki gunung lewati lembah dan menuruni jalan yang terjal dan curam dia berhenti di pos I kemudian tim suksesnya menuliskan huruf "W" pada kaosnya.
Pos I tepat terletak pada Masjid Cheng Ho, Pasuruan, dekat dengan Pusat oleh - oleh Bakpao Telo dan kepiting Cak Gundul. Coba saja dia memberitahukanku hal ini Saya akan menitip oleh - oleh. Terlihat ekspresi yang letih tetapi tetap ambisius.

Depan Masjid Cheng Hoo , Pandaan, Pasuruan
Pos II adalah pertigaan Apolo Pasuruan arah ke Surabaya. Di pos II timnya menuliskan huruf "E" Sayangnya kali ini Saya tidak menemukan fotonya. Hanya saja ada foto di saat dia rehat sejenak antara di antara pos I dan pos II.
"glek...glek...glek..."

Pos III adalah detik - detik penghabisan tenaganya. Rasanya dia sudah tidak kuat lagi harus meneruskan perjuangannya menuju Surabaya. Sampailah dia di Wisata Lumpur Lapindo Sidoarjo. Sedikit lagi namun kaki sudah enggan untuk berlari.  Tim sukses kemudian menolongnya dan merayunya agar dia pulang ke Surabaya dengan perjalanan normal. Namun tetaplah tinta hitam mengukir huruf "N" pada kaos putihnya.

Salamat datang di wisata Lumpur Lapindo Sidoarjo


Meleset pada rencana awal yang seharusnya dia meneruskan perjalanannya sampai pada pos IV yakni di Alun - alun Sidoarjo sebagai garis finishnya. Namun tetap tidak lupa melukis huruf "N" pada kaos polosnya. Waktu itu menunjukkan sekitar pukul 18.30 WIB dan hari itu adalah hari Rabu. Seharusnya dia masuk kelas dan melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa.

suasana alun - alun Sidoarjo Malam hari
Paradoks, tanggal 12 bulan 12 tahun 2012 bagi Saya adalah hari yang sangat menyedihkan ketika menerima kabar bahwa teman dekat Saya meninggal dunia pada pukul 12.00 WIB di kota kelahirannya Solo. Bangun Nuh Riawangsa, sahabat dekat mantan Saya. Saya menyesal tidak bisa menjenguknya saat dia sakit padahal saya sudah berjanji membelikannya oleh - oleh keripik nangka. Ya, saya sangat terpukul dan hari itu juga Saya tidak masuk kuliah.
Rencananya, Yudhi akan menyatakan cintanya sepulang dari Tretes di kampus dan melihatkan video yang telah terekam sebagai tanda bukti.
Handphone Saya dipenuhi SMS dari dia untuk mengajak bertemu dengannya. Karena Saya pikir pertemuan kita tidaklah penting lantas Saya menolaknya. Saya lebih baik menghibur diri dan kebetulan Saya memang ada janji sebelumnya dengan sahabat lama Saya.
Dia sediukit memaksakan diri untuk menemui Saya dimanapun Saya berada tetapi saya keukeuh tidak ingin bertemu. Meski Saya sudah bertemu dengan kedua sahabat lama Saya, perasaan sedih masih tak terbendung. Saya ingin sekali ikut pemakaman almarhum di Solo tetapi esok hari tetaplah Saya harus bekerja.
Hari berikutnya pada tanggal 13 Desember 2012 di halaman parkir kampus Fakultas Ekonomi Saya bertemu dengan Yudhi yang sudah menunggu lama di Gazebo. Vidya yang berjalan di samping Saya berdehem kemudian menyeletuk, "Kamu tahu tidak Wen, kemarin Yudhi nyariin kamu, dia pengen nunjukin sesuatu ke kamu."
Yudhi tersenyum malu sambil memegang handphone mencari sesuatu di dalamnya. "Wen, jangan pulang dulu, aku mau nunjukin sesuatu."
Vidya tertawa kecil, "Wen inget nggak waktu kamu di mobil bilang kalo kamu mo gulung - gulung dari Tretes ke Surabaya?"
Saya diam berpikir, "aku lupa, kenapa emang?"
Yudhi tersenyum malu, "Vid, udah kamu pulang ajah!" usirnya, Saya tahu itu hanya bercanda.
"Tuhkan, yaudah aku nggak mau ganggu kalian berdua, aku pulang dulu yaaa... Tapi ntar aku kasih tau ya videonya?" pamit Vidya meninggalkan Saya dan melambaikan tangan.
"Loh? Vid? kok aku ditinggal sih?" Sedikit kesal.
Yudhi membalas lambaikan tangannya kemudian mengajakku duduk di sampingnya untuk melihat video yang telah terekam.
"Sebenernya aku pengen nunjukin ini kemarin karena tanggalnya cantik. Tapi kamu susah banget ditemuin." ujarnya
Saya masih menyaksikan video yang dia buat dengan menggelengkan kepala, berdebar, terharu, tapi sedikit kesal. Tidak percaya.
"Kamu ngapain sih pake acara kayak gini?nyiksa diri tau nggak?"ketus Saya
"'Aaah... cuma lari - lari kecil biasa kok",hiburnya
Seusai keterharuanku melihat video itu, dia mengeluarkan sesuatu dari kantong ajaibnya. Kaos putih yang dekil bertuliskan #Run4Love dan WENN".
Diciumnya kaos itu, "Nggak bauk kok" dia memastikan kaos itu tidak apek karena keringatnya sebelum diberikan padaku. "Sebelum pakek kaos ini kan aku pakek jaket, jadi kamu tenang aja."
Saya sengir, "Kok namaku kurang huruf I?"
"Aku pengen I itu kamu yang isi kalau kamu mau nerima aku."ujarnya, "Kalau kamu nggak mau, kamu bisa kasih silang setelah huruf N"
"Nerima?" tanya Saya bingung
"Oh sorry, aku nggak maksa kamu buru - buru memutuskan sesuatu. Yang jelas, Aku melakukan ini semua karena Aku merasa interest sama kamu sejak awal kita kenal. Temen - temen itu bener, aku emang suka sama kamu. Tapi selama ini kamu anggap itu lelucon, jadi aku buktiin dengan ini. Kamu gak perlu kasihan sama aku. Aku juga gak minta jawaban dari kamu. Meskipun sebenernya aku ngarep banget."
"Tapi maaf Yud, aku baru saja berjanji pada diriku sendiri. Berjanji pada sahabatnya yang baru saha meninggal. Dan ini tidak mungkin bisa merubah keputusanku."ucapku pelan takut menyakiti.
"Iya aku tahu, yasudah dibawa aja, aku bener - bener nggak memberimu deadline kapan kamu harus mencoret atau memberinya huruf I. Sampai kamu siap untuk menjawab dan kamu pikirkan matang - matang." kemudian dia tersenyum.
Aku diam dan menatap kaos yang ada di genggamanku.
Bagaimana bisa Saya menjawab dengan berpikir matang - matang. Dia orang baru dalam kehidupan Saya. Dia memang baik tetapi saya belum kenal baik. Saya juga baru saja berikrar kepada Bangun untuk memperbaiki hubungan Saya dengan mantan Saya.
Saya memutuskan untuk keesokan hari, Saya akan mencoret kaos itu dan berjanji menjadikannya sahabat baik. Itu tekad Saya sebelum meninggalkan Gazebo kampus.
"Baiklah, Aku simpan dulu ya. Serambi mengenalmu." ujarku.
"Kenali aku lebih dalam wen. hehehe."
Kami berjalan menuju tempat bersandar sepeda motor kami masing - masing yang kebetulan berdekatan kemudian saling berpamitan.
Sesampainya di rumah Saya iseng membuka timeline twitter dia. Ternyata benar, dia mengajak para pendukungnya pada tanggal 12.12.12 itu menggunakan hashtag Run For Love (#RunForLove).
Semua teman mendukungnya. ck ck ck Istimewa sekali pria ini.

rame di TL-nya : #RUN4LOVE

Kaos keramat itu sampai sekarang masih ada di lemari baju Saya. Meski dekil, saya tahu bagaimana cara menyimpannya. Tidak juga saya membubuhkan 1 huruf di sana seperti permintaannya.
Masih tersimpan rapi dan wangi.

Kaos #RunForLove
Dari kejadian itu Saya mencoba untuk mengenali siapa Yudhi. Sampai pada akhirnya dia benar - benar menaklukan hati Saya dengan kebaikan dan kehebatan.
Your love melt into my soul !
Semangatnya luar biasa... ibarat di kegelapan dia tidak menghabiskan waktu untuk mengutuknya tetapi siap menyalakan lilin - lilin kecil sebagai bentuk survival.



"And now… I’ll pick up the star for you…
If you love me too…if you love me too…
I know… I’ll fly you to the sky over the seven sky…
If you love me too …"
Sandy Sandhoro - End of the rainbow


Memang Saya telah ingkar janji kepada almarhum teman saya. Namun Saya akan memastikan semua akan baik - baik saja.

:))

Wennieminnie

No comments:

Post a Comment