The Fasting Month Part 1

Ceritanya sedikit kurang fokus, yang jelas Saya akan bercerita mengenai Ramadhan yang saya rasakan kali ini sebagai umat muslim yang awam dan masih haus akan ilmu agama.

Hari ini adalah hari ke - 14 puasa Ramadhan setelah pemerintah menetapkan Puasa Ramadhan dilaksanakan mulai tanggal 10 Juli 2013. Waktu cepat sekali berlalu, sedih sekali jika ramadhan harus segera pergi.
Ini serius!

Semasa saya kecil rasanya jarang ada perbedaan dalam waktu menentukan awal puasa dan Hari Raya Idul Fitri. Dewasa ini Saya sering menjumpai perbedaan tersebut di Indonesia ini. Tidak ada kendala sih, hanya saja rasanya kurang mantab kalau beberapa orang sudah menjalankan puasa atau bahkan merayakan hari raya juga demikian.



Beberapa Saudara Saya juga begitu. Tahun lalu kami merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan waktu yang berebeda. Tidak ada masalah sih kita saling menghormati.
Bahkan teman Saya yang satu kos dengan Saya, menjalankan awal puasa yang berbeda waktu dengan Saya. Dia menjelaskan bahwa sebenarnya dia tidak mengikuti organisasi manapun. (Maaf) Muhammadiyah atau Nahdatul Ulama. Dia pun tidak juga mengikuti orangtuanya yang mengikuti salah satu dari organisasi. Namun pandangan dari organisasi ini kebanyakan sesuai dengan kata hatinya.
Kadangkala Saya juga merasa berpandangan yang sama.

Ada lagi pendapat dari pacar Saya (embarassed) kalau dia akan ikut menjalankan puasa pada waktu yang sudah ditetapkan pemerintah. Alasannya simpel, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Dia bilang kalau dia adalah Warga Negara Indonesia, jadi sebagai warga negara yang baik harusnya patuh pada apa yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah. Karena jika terjadi sesuatu yang buruk, maka pemerintahlah yang bertanggungjawab. Dan lagi pemerintah juga punya pertimbangan - pertimbangan khusus dan berhati - hati dalam memutuskan sesuatu.
Bisa jadi begitu.

Setelah saya membaca situs yang berjudul "Jika Saudi Arabia Sudah Melihat Hilal" Saya semakin paham perbedaan tersebut dan bagaimana menyikapinya.
Masalah perbedaan ini ternyata sudah dibahas oleh Hay'ah Kibaril 'Ulama (Perkumpulan ulama - ulama besar) di Kerajaan Saudi Arabia. Salah satu pendapatnya yakni :
"Perkara ini dikembalikan pada negara masing - masing. Pembahasan perbedaan matholi hilal (region hilal) tidaklah berpengaruh di sini. Setiap negara Islam memiliki kewenangan masing - masing, dibantu dengan arahan dari para ulama di negerinya. Jadi setiap negeri mempunyai cara dan standar menentukan hal ini"

Jadi menurut Saya yang dikatakan pacar Saya ini ada benarnya juga.
Masalah perbedaan ini menghiasi ramadhan Saya kali ini.
Semoga ramadhan berikutnya kita dipertemukan kembali tanpa adanya perbedaan.
Amiiin..

Next for The Fasting Month Part 2 , Saya akan membahas mengenai perilaku konsumtif di bulan Ramadhan yang sering dilakukan tanpa kita sadari.


Wassalam
Wennie

2 comments:

  1. Kalau saya ikut hr rabu juga sih, tapi pada akhirnya saya lebih yakin hr selasa.. apa harus hutang 1 hari ya.. masih binggung -_-'

    Oh ya thanks for follow.. ^^

    ReplyDelete
  2. Menurut saya kalau kak wahyu yakin telewatkan 1hari, dibayar aja. Karena itu sesuai keyakinan masing2 ga ada unsur paksaan. Saya dl jg yakin gt, tapi setelah baca situs di atas, saya meyakinkan pilihan saya pd akhirnya :p

    ReplyDelete