Saya Jatuh cinta lagi dengan Pulau Gili Trawangan, yakni pulau terbesar dari tiga Gili milik Pulau Lombok ini. Dengan panjang 3 km dan lebar 2 km, Trawangan berpopulasi sekitar 800 jiwa (sumber wikipedia).
Saya berangkat dari bibir pantai (lupa nama) dengan tiket 200-250 ribu untuk satu perahu, diisi beberapa orang. Sampai di Gili Trawangan saya tidak lupa mengucapkan "Subhanallah" pantai yang cantik dengan pemandangan laut yang jernih, pasir putih, langit cerah, benar - benar seperti lukisan.
Gili Trawangan |
Ada satu hal yang langsung saya rasakan begitu menginjakkan kaki di Trawangan udaranya super bersih sebab kendaraan bermotor dilarang beroperasi di pulau ini. Saya mengelilingi pulau ini dengan cidomo, kalau di Jawa namanya delman.
Namun sedikit kecewa di Gili Trawangan ini banyak sekali turis mancanegara, yah... saya jadi merasa seperti turis yang berwisata di Negeri orang. Mereka sepertinya tinggal di sana untuk waktu yang lama.
Akhir tahun 2012 entah kebetulan atau sebuah doa yang terkabulkan, saya berkenalan dengan pria yang notabene akan menjadi suami saya yang punya kampung di Lombok.
Begitu bahagianya Saya ketika dia berjanji untuk mengajak saya ke sana.
Yippiiii ternyata tidak hanya janji, dia dan keluarganya mengajak saya untuk merayakan lebaran di Lombok.
Nenek dari ayahnya tinggal di sana bersama bersama kedua pamannya.
Betapa gembiranya saya mendapatkan ijin dari orangtua untuk menjenguk neneknya bersama keluarganya.
Saya,dia, ayahnya, ibunya, adeknya, dan sepupunya berangkat dari Surabaya pukul 10.00 WIB menggunakan mobil.
Saay duduk di depan sebagai navigator (menggunakan GPS) menemaninya mengendarai mobil.
Pengalaman yang luar biasa buat saya!
isi mobil plus dua sopir dan kondektur di bangku depan |
Perjalanan yang cukup panjang, untung si pak sopir benar - benar kuat.
Surabaya - Banyuwangi dan sampailah ke pelabuhan Ketapang kemudian Pelabuhan Gilimanuk.
Perjalanan panjang menuju Padang Bai, belum lagi 2 jam di kapal penyebrangan menuju Pelabuhan Lembar
menikmati sore di kapal penyebrangan |
Tibalah kami di rumah nenek sang pacar ini di sambut dengan hidangan Plecing Kangkung dan tahu yang benar - benar lembuuuutttt di mulut. Tak tertandingi!
Plecing kangkung dan tahu khas Mataram |
Esok hari aku, pacar, dan adiknya tidak ingin menghabiskan waktu di rumah. Kami menghabiskan waktu di luar, karena sebelumnya aku sudah cinta dengan pulau ini. Pasti banyak tempat yang harus dikunjungi. Baiklah, sore itu kami ke senggigi. Pasir pantainya tidak seputih di Gili Trawangan pastinya. Tapi cukup nyaman juga di sana.
Tepi Pantai Senggigi |
Sore hari sebelum Hari Raya Idul Fitri, sebelum saya menangis meraung - raung ingin pulang dan sungkem ke orangtua, kami menikmati Loang Balog. Tepi pantai yang tidak biasa dikunjungi turis aku rasa, mungkin pemerintah kota memang menyediakan untuk warga setempat saja. Ada danau di tepi pantai, lucu juga, dan kami tidak menemukanpasir yang bersih seperti sebelum - sebelumnya. Hanya bebatuan yang kebanyakan untuk orang - orang yang gila memancing.
So far so good sih, karna anginnya gilaaaa sepoii sepooii meeenn...
Dan kebetulan sore itu juga diadakan rukyat hilal , sayangnya saya ga boleh ikutan, hihihi...
Penentuan Hari Raya Idul Fitri di Taman Loang Balog |
Loang Balog |
Malam takbir yang bener - bener emejing!
Merinding rasanya mendengar takbir yang dikumandangkan merdu dan keras. Sejak kecil saya paling suka dengan takbiran malam sebelum hari raya Idul Fitri, itu berarti di rumah harus beres - beres, dan akan kedatangan banyak Saudara. Lain tahun 2013 ini saya tidak bersama keluarga, Namuuuunn.. sebagai gantinya, Saya melihat betapa antusias warga Mataram ini merayakan hari Kemenangan. Mereka mengadakan pawai dimana pesertanya seluruh masjdi di Kota Mataram.
acara tahunan di Mataram pada malam takbiran |
miniatur Masjid |
huruf hijaiyah |
Suranadi |
Pura di Narmada |
Pinggiran Senggigi di malam hari bersama cidomo |
Well... sungguh menyenangkan berlama - lama di sini, mungkin suatu saat saya akan lebih sering ke sini. Semacam kewajiban :D
No comments:
Post a Comment