Farewell Party and His Quotes

Jumat, 30 Agustus 2013 adalah hari yang membuat Saya haru biru.
Hari perpisahan kami  dengan sang Direktur.
Ya, beliau sangat berarti bagi Saya.
Semangat Saya ketika pertama kali menginjakkan kaki di kantor ini.
Ya saya ingat sekali pertama kali Saya dikenalkan, beliau dengan bijaknya memberikan banyak motivasi buat Saya.
Kala itu saya ada sedikit masalah dengan tempat Saya bekerja sebelumnya.

Yang Saya tahu beliau juga sangaaat low profile. Beliau tidak pernah menganggap dirinya sebagai pemimpin, tetapi kerabat semua pegawai.
Sayangnya banyak juga kontroversi di dalamnya.



Kami pun jadi semakin akrab layaknya orangtua dan anaknya. Hal ini membuat iri pegawai lain. Maklum anaknya yang paling terakhir saja selisih beberapa tahun di atas saya.
Wajar beliau memperlakukan Saya begitu seperti anaknya sendiri.

Malam perpisahan itu dihadiri oleh pejabat - pejabat penting yang tak perlu Saya sebutkan satu per satu di sini.
Penyusunan acara ini dari nol sampai hari H saya sedikit terlibat di sini, sebagai bendahara.
Namun entahlah Saya justru tutup mata akan hal pengeluaran dan penerimaan.
Saya ikuti alur yang ada, karna saya terhitung masih yunior di sini, belum berani untuk memberikan inspirasi atau apapun.
Well, saya juga tidak berharap demikian.
Sempat gondok ketika plan A plan B plan C dijalankan berubah seiring kondisi yang ada.

Kebetulan Saya juga ditunjuk sebagai perwakilan pegawai untuk membentuk grup vocal dadakan. Pasca kami bernyanyi di atas panggung Saya menyendiri sambil menikmati hidangan yang ada. Saya mengomel dalam hati merasa konsep sedikit berubah dan tidak konsisten.
Perubahan ini dibuat agar tidak mengecewakan sang Direktur.

Untunglah ada angin apa si MC bisa membawa suasana gembira.  Sang direktur larut bersama undangan dan melepas tawa.
Syukurlah, ternyata perubahan itu tidak semua menjadi buruk.

Merasa malu dan tersenyum sendiri bersyukur acara lancar.

Jadi teringat beliau ketika berbicara mengenai kesombongan.
Ajaran manapun, agama apapun dirasa tidak ada yang mengajarkan kesombongan.
Bahkan merendahkan oranglain ataupun menganggap remeh.
Bahkan Rasulullah bersabda "Sombong adalah menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain".
Memandang orang lain remeh bahkan melihat orang lain tidak ada apa - apanya dibanding dirinya.

Apa korelasi acara ini dengan kesombongan?

Banyak perdebatan sana - sini bahkan bentrok karena mungkin ego mereka masing - masing demi kesempurnaan acara.
Merasa paling hebat, jago, bener, atau apalah itu.
Persoalan pelik seperti ini pasti bisa diselesaikan jika kita sama - sama cari jalan tengah dan mengesampingkan ego.

Diam, duduk, mendengarkan, pelajari dan jadilah penengah (karakter plegmatis).



Thankyou sir, :)
We love you




Wennie

No comments:

Post a Comment