1st Vacation with Boyfriend

Aku dan pacar bertekad pulang kampung sekaligus vacation buat pertama kali di tempat yang jauh menurutku.
We were going to Wonogiri, Jawa Tengah.
Sekarang orangtua dan adik berdomisili di sana. Pedesaan yang terpencil tetapi selalu membuatku rindu akan keasriannya.
Jumat malam hari sekitar pukul 22.00 Aku berangkat dari Surabaya.
Hanya berdua, Aku dan pacar.
Kami meyakini jalanan pasti macet dan sebenarnya telah lelah seharian beraktivitas.
Kami memilih berangkat malam hari karena merasa jalanan akan lebih sepi dan agar lebih cepat sampai tujuan.


Malam itu juga datang hujan, kami sempat akan mengurungkan niat kami namun sudah terlanjur semangat pacar ingin bertemu dengan kedua orangtuaku.
Dan ternyata pilihan berangkat malam tidak juga tepat, tidak sesuai perkiraan, di jalan tetap saja macet sampai arah ke Mojokerto.
Mungkin para urban kebanyakan mudik ke Mojokerto

Kami tidak berpikir akan kehilangan jejak bis malam arah Surakarta, karena sejujurnya kami hanya mengandalkan GPS Mobile dan Navigation dari smartphone.
Kami sempat nyasar di daerah Kertosono karena mengikuti truck muatan dengan plat AD yang ternyata  bukan arah ke Solo melainkan mampir ke sebuah warehouse.

Sekitar pukul 01.30 WIB pagi kami mampir toilet seusai nyasar yang menegangkan.
Sampailah kita ke pertigaan perbatasan kediri, di sepanjang jalan banyak sekali yang berjualan oleh - oleh khas Kediri. Tanpa pikir panjang kami pun berhenti dan membeli beberapa buah tangan.



Beli oleh - oleh dulu ke pertigaan Kediri
Sampai Ngawi sekitar pukul 03.00 WIB sebelum melewati Saradan, dan kami sempat beristirahat di depan rumah makan karena sang sopir nampaknya tidak bisa menaha kantuknya. Riskan jika kami harus terus melanjutkan perjalanan kami.



kusir lelah dan tertidur pulas di parkiran rumah makan Ngawi


Seusai adzan Subuh berkumandang kami melanjutkan perjalanan panjang kami. Sampailah kami di kabupaten Sragen sekitar pukul 05.30 WIB. Banyak sawah, kebun, dan pepohonan asri di sepanjang jalan. Maka kami sengaja membuka kaca mobil untuk menikmati udara pagi yang masih segar.

Menghirup udara segar


si Alim dan si Rocker
Sekitar pukul 07.00 dengan kecepatan masih sekitar 50 - 60 Km/Jam sampailah kami di Kabupaten Karanganyar disambut dengan Gading Gajah di perbatasan Sragen dan Karanganyar.
Sambutan Selamat Datang di Kabupaten Karanganyar
Kabupaten Karanganyar ini sangat berkesan buatku. Kata Bapak, dulu eyang pernah tinggal di sana. Kota ini benar - benar asri dan tentram. Aku punya banyak teman di sana dan pernah menjalin hubungan dengan orang Karanganyar. Ah, ga penting tahu history nya tapi yang paling penting adalah orang - orang ini benar - benar membuatku jatuh cinta karena keramahannya. Meski di desa mereka tidak kalah maju dengan orang - orang di kota. Aku pernah berpikir orang yang tinggal di Karanganyar sebagian besar adalah orang berkarakter plegmatis. Lihat saja dari slogannya "Karanganyar tentram".

Sekitar 45 menit kemudian, puji syukur kami panjatkan akhirnya kami sampai di kabupaten Wonogiri.
Yah, Wonigiri yang terkenal dengan baksonya jika kita berada di Jakarta. Saya sempat terkejut ketika saya tinggal di Wonogiri ini, setiap tahunnya pasti ada saja warga Wonogiri ini merantau ke Jakarta. Entah akan menjadi apa nantinya di sana yang penting mereka bertekad untuk mencari nafkah di Kota Jakarta.
Aku sempat prihatin dan sedikit kesal dengan mereka. Namun Bapak menyadarkanku dan berkata, "Yo wes ben, dimana lagi tempat yang mereka kenal selain Jakarta. Mungkin sudah jadi tradisi mereka untuk mencari uang di Jakarta. Dari kakek neneknya sudah banyak yang tinggal di sana jadi merasa terinspirasi senais apapun nasibnya di sana."
Itu sebabnya kenapa banyak orang Wonogiri di Jakarta untuk mengadu nasib. Entah mereka jadi (maaf) buruh bangunan, PRT, penjual bakso atau bahkan pejabat.
Wono atau Wana berarti 'hutan', sedangkan Giri berarti 'Gunung'. jadi artinya tempat yang berhutan lebat dan bergunung-gunung.
Yah meski  kadang sangat menjengkelkan buat saya, kota ini sering sekali membuat saya rindu. Berbeda dengan kota Surabaya yang ramai dan banyak polusi. Di Wonogiri akan sering dijumpai oleh pohon - pohon besar, gunung dan ramahnya orang - orang desa.
Coba saja orang - orang yang sukses di perantauan kembali untuk memajukan kotanya. 
Termasuk Saya sih. Ya.. meski saya hanya enam tahun di sini, aku merasa punya tanggung jawab untuk memakmurkan kota ini. Nanti ya.. kalau aku sudah banyak makan asam garam.

Slogan Wonogiri di pertigaan lampu merah menuju Pasar

Setelah sampai rumah sekitar pukul 10.00 WIB waktu yang pas untuk bertemu Bapak, Ibu, adek, dan dua keponakan lucu. Lega sekali  setelah melewati jalan yang panjang dan sekitar 5 bulan yang lalu tak bersua dengan mereka, akhirnya bertatap juga.
Kali ini pasti beda suasana. Aku membawa seorang laki - laki yang saya cintai ini.
Ya, kali ini aku bertekad untuk mengenalkannya kepada kedua orangtuaku. Meski ga yakin awalnya mereka bakal suka terhadap kehadirannya. Aku dan dukungan sang kekasih berusaha meyakinkan bahwa pilihan inilah yang terbaik.
Well, Bapak dan Ibupun menerima kehadiran kami berdua dengan senyuman hangat.
Berkat kesupelan sang kekasih dan keahliannya mengambil hati, orangtua akhirnya menyukainya dalam hitungan jam.
Sampai - sampai Bapak bertanya, "apa maksud kedatangan nak Yudhi ini mau melamar kamu nduk?"
Jelas Saya terkejut dengan pertanyaan Bapak. Saya langsung saja mengelak. "Bukannya nggak mau Pak, Masih banyak beberapa hal yang belum sempat dirampungin. Yudhi ingin kenal bapak ibu aja kok."
Bapak tersenyum mengangguk.
Syukurlah Bapak tidak menuntut hal yang belum sempat terpikirkan olehku.
Seusai berbincang - bincang kami beristirahat sejenak.
Karena Yudhi masih enggan untuk beristirahat di kediamanku, maka dia mencari tempat peristirahatan sendiri bersama sepupuku.
Seusai maghrib, kekasih mengajak kami sekeluarga makan bersama di Pak Glinding, yang terkenal dengan warung ikan bakar di pinggir waduk.
Malam itu hujan, namun tetap saja romantisme dan harmonisme itu tercipta di sekelilingku.


Dinner di pinggir waduk :D


Ayam bakar, Nila bakar dan ikan Wader
Seusai makan malam bersama keluarga, aku mengajak pacar ke kota Solo buat ketemu sahabat semasa SMA. Kebetulan dia melanjutkan studinya  dan bekerja di sana.
Sampailah kami sekitar pukul 21.30 WIB di Tiga Tjeret Mangkunegara. Sebenarnya konsepnya semacam angkringan namun fisiknya cafe.
Makanan khasnya sama seperti di HIK/Angkringan.
Ada ketan, sate usus, sate ati, gorengan, dll, semuanya dibakar.
Ada juga minuman khas Tiga Tjeret, Campuran dari Teh, Jahe dan Jeruk.
Sayang sekali malam itu sang kekasih benar - benar menampakkan wajah letihnya sehingga kurang menikmati.




***
Sunday Morning...
Kami menikmati kota Wonogiri di pagi hari sekitar pukul 07.00. Berjumpa dengan waduk Gajah Mungkur dan Gunung Gandul.
Kami sedikit bertualang untuk sampai ke atas. Sayang sekali ternyata mobil kami tidak kuat dan kami ketakutan.
Yah, pada akhirnya kami hanya bisa sampai di tengah saja.

Usai dari berkeliling kami mencari bakso asli Solo.
Aku sih merekomendasikan Bakso Rusuk Palur yang ada di Perbatasan Palur - Karanganyar.
Nah perjalanan pulang kami ke Surabaya, mampirlah kami ke Bakso yang dimaksud.
Baksonya benar - benar tanpa tambahan apapun. Asli daging sapi. Empuk, kenyal, dan bergizi.
Harganya sangat terjangkau.
Coba kalau di Surabaya ada








****
Demikian cuplikan perjalanan pertama kami, it means perjalanan berdua yang panjang.
Semoga masih ada perjalanan - perjalanan menarik lainnya.

Keep Shining :*

No comments:

Post a Comment