Ulangtahun Sebagaimana Mestinya


Sehari lewat sudah hari kelahiran Saya yang ke Dua Puluh Empat Tahun. Beribu ucapan dari teman - teman dan kejuatan dari Sang Pacar bertubi - tubi berdatangan di hari itu. Saya lebih appreciate pada doa - doa yang mereka lontarkan dan segera meng-amin-inya.

Beberapa teman sudah pasti banyak yang meminta semacam perayaan, mereka menganggapnya sebagai ucapan rasa syukur saya. Tapi seketika Saya berpikir, apakah saya harus membuang uang untuk teman - teman yang sekiranya mereka sangat mampu demi rasa syukur saya? Lebih baik mana kalau Saya sharing rejeki dengan orang - orang yang lebih membutuhkan di luar sana?

Hehe... Kemudian Saya memutuskan untuk tidak merayakan kecuali rasa ucap syukur Saya dengan cara Saya sendiri.

Saya mencoba mencari tahu arti ulangtahun ini. Ulangtahun itu menurut wikipedia adalah hari kelahiran seseorang ditandai dengan mulainya kehidupan di luar rahim. Perayaan ulang tahun itu diawali oleh bangsa Romawi Kuno, mereka sangat antusias merayakannya dengan pesta hedonistik dan hadiah yang berlimpah.


Kaum Yahudi pun demikian, merayakan ulangtahun bersama keluarga dan kerabat, membuat resolusi dan melakukan kegiatan keagamaan. Tradisi make a wish pun sebenarnya berawal dari tradisi mereka, mereka semacam percaya bahwa pada hari ulangtahun itu mereka dapat terkabul permintaannya.

Kaum Yehuwa Kristiani justru menghindari perayaan ulangtahun karena digambarkan cahaya negatif dari alkitab dan memiliki unsur sihir, takhayul, paganisme. Tapi kaum kristiani lainnya tidak begitu mempermasalahkan perayaan ulangtahun.

Beberapa pendapat ulama kaum Muslim mengenai perayaan ulangtaun. Ada yang menganggap perayaan ulangtahun itu dosa karena bidah , ada juga pendapat ulama untuk memperbolehkan perayaan tersebut, asal tidak berlebihan. Kita bisa lihat adanya kontroversi mengenai perayaan Maulid Nabi, ada yang antusias merayakannya ada yang menganggap itu keluar dari ajaran agama.

Kalau menurut Saya sendiri, perayaan ulangtahun tidak begitu penting namun bisa memperingati dengan mengevaluasi apa-apa saja yang telah kita kerjakan di usia kita sebelumnya sampai hari ini dan berbuat lebih baik untuk kemudian hari.

Bukankah berlebihan itu tidak baik? Seharusnya masih banyak yang kita pikirkan lebih dari sekedar perayaan mengingat sisa waktu hidup kita di dunia.

Wal tandhur nafsun ma qaddamat li ghad "Perhatikan masa lampaumu untuk hari esokmu" (QS.Al Hasyr (59) : 18)





:)
Wennieminnie